Kisah Pria Hampir Bangkrut Kini Untung Besar dari Saham Tesla, Punya Kekayaan Rp120 Triliun

Kisah Pria Hampir Bangkrut Kini Untung Besar dari Saham Tesla, Punya Kekayaan Rp120 Triliun

 

Pria ini hampir bangkrut dan menaruhkan semua saham yang dimilikinya saat pandemi Covid-19 menyerang dunia.

Pada Maret 2020 ketika pasar ekuitas jatuh, Leo Koguan terpaksa menjual sebagian besar portofolio sahamnya, termasuk sebagian besar 12 juta saham Tesla yang dimiliki saat itu.

Di tengah kekacauan pada awal pandemi, Koguan memutuskan untuk menjual sisa kepemilikan sahamnya, termasuk saham Baidu, Nvidia, China Mobile, dan Nio. Kemudian, dia menggunakan hasil penjualannya tersebut untuk membeli opsi panggilan jangka panjang di Tesla dan juga berinvestasi di sektor properti.

Walau keputusannya memiliki risiko tinggi, namun membuahkan hasil. Di mana, saham Tesla telah meroket lebih dari 1.440% sejak 1 Maret.

Koguan mengatakan, dia mengembalikan keuntungan dari saham Tesla, dan hari ini 100% dari portofolio sahamnya terdiri dari saham Tesla dan opsi beli.

Menurut dokumen bank yang dibagikan kepada https://www.beritague.com/, Koguan memiliki 6,3 juta saham Tesla dan lebih dari 1,8 juta opsi panggilan Tesla dalam bentuk uang, yakni per 24 September.

“Ini untuk jangka panjang, Anda tidak pernah bertaruh jangka pendek pada Tesla. Dan saya percaya pada teknologi hijau,” kata Koguan, seperti dilansir dari Berita Terpercaya, Senin (1/11/2021).

Melalui akun Twitter dan LinkedInnya Koguan menegaskan, bahwa dia adalah pemegang saham Tesla individu terbesar ketiga. Namun, perusahaan tidak menanggapi komentar tersebut.

Walau demikian, juru bicara perusahaan, Martin Viecha, tampaknya mendukung klaim Koguan yang diunggahnya September lalu. Sebagai direktur non-perusahaan yang memiliki kurang dari 5 persen kepemilikan saham Tesla yang beredar, Koguan tidak muncul dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa Tesla.

Mengingat saham Tesla itu dan sahamnya di perusahaan IT swasta SHI International, Berita Terpercaya memperkirakan kekayaan Koguan mencapai USD8,6 miliar atau setara Rp120,4 triliun. Angka ini mencerminkan diskon 20 persen kepemilikan Tesla untuk memperhitungkan jumlah saham yang dia pegang di akun margin yang tidak diungkapkan.

Sementara itu, Koguan bersikeras bahwa dia tidak peduli dengan kekayaannya. “Saya menghabiskan 95 persen waktu bukan untuk mencari uang, tetapi melakukan penelitian,” ujar Koguan, berbicara melalui video dengan Berita Terpercaya dari penthousenya Singapura.

 

Mengenal Leo Koguan, Miliarder Kelahiran Indonesia Kaya Raya Punya Rp133 Triliun Berkat Elon Musk

 

Pendiri SHI International Leo Koguan masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia versi Berita Terpercaya.

Leo Koguan merupakan miliarder yang lahir di Indonesia dan kini menjadi warga negara Amerika Serikat (AS).

Kini sosok Leo Koguan menjadi sorotan setelah kekayaannya bertambah berkat kepemilikannya di saham Tesla milik Elon Musk.

 

Padahal sebelumnya, dia hampir bangkrut dan menaruhkan semua saham, akibat pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Diketahui pada Maret 2020 saat pasar ekuitas jatuh, Koguan terpaksa menjual sebagian besar portofolio sahamnya, termasuk 12 juta saham Tesla yang dimiliki.

Masa kekacauan awal pandemi, Koguan pun memutuskan untuk menjual sisa kepemilikan sahamnya, termasuk saham Baidu, Nvidia, China Mobile, dan Nio. Kemudian, hasil penjualan tersebut digunakan untuk membeli opsi panggilan jangka panjang di Tesla dan berinvestasi di sektor properti.

Meski keputusannya memiliki risiko tinggi, namun membuahkan hasil. Di mana, saham Tesla meroket lebih dari 1.440% sejak 1 Maret. Menurut dokumen bank yang dibagikan kepada Berita Terpercaya, per 24 September Koguan memiliki 6,3 juta saham Tesla dan lebih dari 1,8 juta opsi panggilan Tesla dalam bentuk uang.

Melansir dari Berita Terpercaya, Selasa (2/11/2021) harta kekayaan bersih Koguan kini mencapai USD9,4 miliar atau setara dengan Rp133,4 triliun (kurs Rp14.200 per USD). Dia pun menduduki peringkat 1.444 dalam daftar orang terkaya di dunia versi Berita Terpercaya.

Leo Koguan sebagai pemilik perusahaan penyedia IT SHI International dengan 11,1 miliar penjualan dan memiliki lebih dari 20.000 pelanggan, seperti Boeing dan AT&T.

Informasi menyebut sebuah sekolah hukum di Shanghai Jiao Tong University di China dinamai menurut namanya, pada 2008 setelah dia menjanjikan USD30 juta.

Lulusan gelar Master dari Columbia dan gelar hukum dari New York Law School ini bersama istrinya, Thai Lee pernah membayar kurang dari USD1 juta untuk pengecer perangkat lunak pada tahun 1989 sebelum membangun SHI.

Dia juga telah menyerahkan manajemen perusahaan kepada Lee, CEO lama perusahaan dan pemegang saham mayoritas.